Perempuan Hujan [Puisi]

14.24 0 Comments


Perempuan hujan itu
turun ke jalanan membawa payung
Gelisah sendirian, mencari-cari seseorang
dari terminal lama ke perempatan lampu merah ke emperan toko bangunan
langkahnya lincah, berkecipakan telanjang kaki menghasut daki melawan air yang jatuh ke bumi
malam itu.
selepas maghrib, setelah petang. beradu cahaya, hujan dan langit yang seperti tembaga.
merona kemerahan
menerabas lampu merah, klakson mobil yang terhenti karena marah.
ia nekat melangkah
roknya ia singsingkan sebatas betis tak peduli, nyalang mata laki-laki
pada menahan gejolaknya sendiri.
ia tak peduli.
lampu jalanan yang kuning keemasan ditabrak hujan hanya seperti kunang-kunang
terbang sendirian dalam hutan.
anak rambut nya mengurai dibalik kerudung yang ia sampirkan di kepala.
kebingungan melihat banyak manusia berteduh di emperan
mobil, sepeda motor, truk-truk yang tak henti menderam
di kaki bulan yang temaram karena hujan
air-air diterjang, ia tetap kehujanan walau sudah berbekal payung ditangan.

bertelanjang kaki ia telusuri setiap emperan
kemudian ia berhenti. di sisi laki-laki yang menggigil kedinginan
diangsurkannya payung warna merah jambu
dikecupnya pelan laki-laki itu
lantas ia berkata,
Sayang, mari kita pulang




Azizah Pradnya - Javas Basecamp

Faisal Mandala

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: